Begini Masuknya Islam ke Ukraina - Islam Eropa

Post Top Ad

Begini Masuknya Islam ke Ukraina

Begini Masuknya Islam ke Ukraina

Share This
‘Ukraina adalah salah satu negara Eropa. Muslim Ukraina adalah bagian dari komunitas Muslim Eropa,” begitu tutur Presiden Federasi Organisasi Islam Eropa (FIOE), Shakib Benmakhlyuf.

Apa yang diutarakan oleh Benmakhlyuf merupakan salah satu cara untuk menekankan bahwa rakyat Ukraina lebih bertautan dengan Eropa dan bukannya Eurasia.

Keberadaan komunitas Muslim di wilayah negara bekas Uni Soviet ini sudah terlacak sejak abad ke-15. Pada masa itu, komunitas orang Tatar mendirikan sebuah negara di wilayah semenanjung Crimea (daerah selatan Ukraina–Red) yang dikenal sebagai negara Crimean Khanate.

Orang-orang dari suku bangsa Tatar inilah yang menjadi cikal bakal berkembangnya komunitas Muslim di Ukraina. Karena itu, mayoritas umat Islam di Ukraina berasal dari etnis Crimean Tatar yang tinggal di semenanjung Crimea.

Namun, karena invasi Rusia pada abad ke-18, wilayah kerajaan Crimean Khanate yang saat itu berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Ottoman berhasil ditaklukan. Penaklukan oleh Kekaisaran Rusia ini menyebabkan sekitar 160 ribu penduduk Muslim dari etnis Tatar terpaksa meninggalkan Crimea. Jadilah wilayah kantong Muslim ini dikuasai oleh Kekaisaran Rusia yang kemudian berganti nama menjadi negara Uni Soviet.

Pada saat berlangsungnya Revolusi Rusia, agama Islam dianut oleh sepertiga penduduk Crimea. Hampir semua kota besar di Crimea memiliki penduduk Muslim dalam jumlah signifikan.

Namun, ketika Stalin berkuasa, ia mengeluarkan kebijakan yang mendorong terjadinya deportasi massal terhadap warga Muslim Crimea di tahun 1944. Saat itu, hampir 200 ribu orang Crimea dideportasi ke kawasan Asia Tengah, seperti Uzbekistan, Kazakhstaan dan beberapa wilayah kekuasaan Rusia lainnya. Akibat deportasi ini, diperkirakan sekitar 45 persen dari seluruh umat Islam Crimea meninggal dunia karena kelaparan dan serangan penyakit antara 1944-1945.

Pada tahun 1967, pemerintahan baru Uni Soviet mengeluarkan keputusan yang memungkinkan dilakukannya repatriasi para warga Muslim Crimea ke tanah kelahiran mereka. Repatriasi tersebut baru terealisasi mulai tahun 1989.

Pengaruh kekuasaan Uni Soviet atas wilayah ini baru berakhir sesudah keruntuhan negara komunis tersebut pada tahun 1991. Sejak saat itu, Ukraina menyatakan diri sebagai sebuah negara yang berdaulat dan merdeka.

Sejak memerdekakan diri hingga kini, jumlah populasi Muslim di Ukraina terus bertambah. Mengacu pada hasil survei tahun lalu, jumlah penduduk Muslim di Ukraina mencapai dua juta jiwa dari total penduduk 47,5 juta jiwa. Selain bangsa Tatar, populasi Muslim Ukraina berasal dari rumpun bangsa Kaukasia dan Chechen yang merupakan kaum imigran.

Berkembang pesat

Sebuah polling yang baru-baru ini dilakukan di Eropa menunjukkan bahwa warga Muslim Ukraina cenderung lebih patriotik dibanding warga lainnya. Karena itu, tak mengherankan, meski menjadi warga minoritas, Muslim Ukraina mendapatkan kebebasan dari otoritas pemerintahan di negara itu untuk melakukan kegiatan mereka.

Dukungan dari Pemerintah Ukraina ini membuat kegiatan komunitas umat Islam di negara tersebut lebih berkembang pesat dibandingkan komunitas Muslim di negara-negara Eropa Timur lainnya. Untuk lebih memajukan syiar Islam di Ukraina, melalui Direktorat Spiritual Muslim Ukraina, komunitas Muslim di sana menjalin kerja sama dengan Federasi Organisasi Islam Eropa (FIOE).

Kepala Direktorat Spiritual Muslim Ukraina, Mufti Said Ismagilov, menuturkan, kerja sama dengan FIOE ini juga dilakukan dengan ikut bergabungnya komunitas Muslim Ukraina dalam Charta Muslim Eropa.

Sebelumnya, Muslim Ukraina tidak bergabung dengan Direktorat Spiritual Muslim mana pun. ”Saya dan seluruh Muslim Ukraina percaya bahwa adopsi Charta Muslim Eropa dapat meningkatkan aktivitas kami di antara negara-negara Eropa,” kata Said.

Kegiatan keagamaan yang dilakukan warga Muslim di Ukraina semakin marak saat Ramadhan tiba. Sebagai warga minoritas, bulan Ramadhan menjadi bulan spesial bagi warga Muslim Ukraina.

”Ramadhan membawa sebuah kebahagiaan tersendiri bagi Muslim Ukraina. Selama bulan Ramadhan, warga Muslim lebih aktif untuk mengikuti program-program dakwah, bersedekah, dan tentu saja membayar zakat,” kata Seran Arifof, direktur Radwan Center, lembaga yang bergerak di bidang penghafalan Alquran.

Arifof menjelaskan, pada bulan Ramadhan, jumlah anak-anak yang belajar menghafal Alquran semakin meningkat. Tak heran jika beberapa tahun belakangan ini Ukraina turut mengirimkan utusannya dalam kompetisi hafalan Alquran (Musabawah Hifzh al-Qur’ani).

Muslim Ukraina juga memanfaatkan bulan Ramadhan untuk melakukan kampanye tentang Islam dengan memberikan penjelasan dan pengenalan tentang Islam pada rekan-rekan mereka yang non-Muslim.

”Kami sedang melakukan upaya keras untuk memberikan pendidikan bagi Muslim dan non-Muslim tentang Ramadhan,” kata Ketua Federasi Organisasi-organisasi Sosial (Arraid) di Ukraina, Ismail al-Kadi.

”Sungguh luar biasa, setelah non-Muslim menerima brosur tentang Islam dan Ramadhan yang kami sebarkan, banyak di antara mereka yang memeluk Islam pada bulan Ramadhan,” tambahnya.

Kekhawatiran generasi tua Meski kehidupan keagamaan di Ukraina berkembang pesat, timbul kekhawatiran di kalangan generasi tua Muslim Ukraina. Pengaruh budaya asing yang saat ini melanda generasi muda Muslim di Ukraina diyakini para kaum tua ini akan mengikis pemahaman keislaman mereka secara perlahan.

Untuk itu, kalangan tua komunitas Muslim Ukraina mulai menggagas diselenggarakannya acara-acara keislaman yang menarik minat generasi muda. Seperti halnya kegiatan yang digagas komunitas Muslim di distrik Viline Bahchisarayskogo. (selanjutnya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages