Saat banyak pemimpin Eropa bersikap diam dengan rasisme di AS yang memicu gelombang protest, Presiden Turki Recep Tayip Erdogan justru mengutus keras perlakuan semena-mena yang menewaskan satu warga kukit hitam di AS.
Sikap Erdogan diungkap dalam sebuah cuitan baru-baru ini.
"As a member of Islamic civilization, which teaches us to love humankind because of the Creator, I condemn this inhumane mentality. Turkey always stands against all attacks targeting humanity, no matter where, under what pretext or in what form they are committed," tulisanya.
Sampai saat ini gelombang protes telah menjalar ke seluruh dunia termasuk di Eropa. Ironisnya pemimpin Eropa lainnya masih bungkam.
Dalam sejarah Eropa Turki dan Rusia dianggap salah satu pewaris yang sah 'Roma Ketika' atau Third Rome.
Turki mendapat 'warisan' itu dari pendahulu mereka Khilafah Utsmaniyah yang pernah menjadi pemimpin Eropa usai membebaskan Istanbul/Konstantinopel yang menjadi pusat Romawi.
Sehingga secara historis memiliki tanggung jawab moral melindungi bekas perabdan Romawi yangnpagan maupun Kristen selain tentunya posisinya sebagai Khalifah.
Selain Erdogan, pemimpin dunia yang mengecam rasisme kepada kulit hitam di AS adalah Menlu Iran. Alhasil Menlu Iran dan AS adu mulut di Twitter.
Baca:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar